Description
Rasulullah -Sholallahu Alaihi Wassalam- bersabda,
“Orang yang paling beruntung adalah yang dapat mengendalikan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang yang merugi adalah yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan banyak berangan-angan terhadap Allah.” (HR. At-Tirmidzi)
Rasulullah -Sholallahu Alaihi Wassalam- bersabda,
“Perbanyaklah mengingat mati, karena dia dapat membersihkan dosa-dosa serta menjadikan diri zuhud terhadap dunia. “(HR. Anas)
Rasulullah -Sholallahu Alaihi Wassalam- bersabda,
“Cukuplah maut menjadi pelajaran bagi seseorang dan menjadi pemisah antara seseorang dengan orang lain.” Rasulullah kemudian ditanya, “Apakah seseorang yang telah meninggal bisa berkumpul bersama para syuhada?” Beliau menjawab, “Ya, yaitu orang yang mengingat kematian sebanyak 20 kali dalam sehari semalam.”
As-Suddi lalu membaca, “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. “(Qs. Al Mulk [67]: 2)
Maksud ayat tersebut yaitu mereka yang paling banyak mengingat kematian dan sering melakukan amal shalih sebagai bekal setelah kematian.
Para ulama mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan dunia, yaitu mati.”
Itu merupakan perkataan yang ringkas dan sederhana, namun mengandung peringatan serta pesan-pesan yang sangat dalam nilainya. Mengingat kematian dengan sebenar-benamya dapat mencegah seseorang untuk berangan-angan, sehingga dia bisa hidup zuhud. Tetapi jiwa yang pasif serta hati yang lalai membutuhkan peringatan yang berulang-ulang dan kata-kata yang indah.
Rasulullah bersabda, “Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan dunia.”
Allah berfirman, “Tiap-tiap yang bemyawa akan merasakan mati.” (Qs. Aali ‘Imraan [3]: 185 dan Al ‘Ankabuut [291: 57)
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim -rahimakumulloh- meriwayatkan dalam ash-Shahihain dari hadits Asma’ binti Abu Bakar -Rodliallohu Anha- :
“Bahwa Nabi -Sholallahu Alaihi Wassalam- bersabda dalam khutbahnya ketika terjadinya gerhana matahari: ‘Sungguh telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian kelak akan diuji dalam kubur-kubur kalian seperti atau sangat mirip dengan fitnah al-Masih ad-Dajjal, salah seorang dari kalian akan didatangi (oleh malaikat) dan dikatakan kepadanya: “Apakah yang kamu ketahui tentang laki-laki ini?,’Adapun orang yang beriman atau yakin, dia akan mengatakan: ‘Dia adalah Muhammad utusan Allah, dia datang kepada kami dengan membawa bukti-bukti dan petunjuk, lalu kami pun memenuhi ajakannya, beriman dan mengikutinya.’ Maka dikatakan kepada orang tersebut: ‘Tidurlah dengan nyaman, sungguh kami telah mengetahui bahwa kamu benar-benar seorang yang beriman.’ Adapun orang yang munafik atau ragu-ragu dalam urusan agama, maka dia akan menjawab: ‘Aku tidak tahu, aku mendengar manusia mengatakan sesuatu, lalu aku pun mengatakan sebagaimana yang mereka katakan’.”
[Diriwayatkan oieh al-Bukhari, no. 86, Muslim, no. 905, an-Nasa’i, (3/I51]]
Imam Ahmad -rahimahulloh- meriwayatkannya dan lafazhnya berbunyi:
“Sungguh aku telah melihat kalian akan diuji dalam kubur-kubur kalian dan seseorang akan ditanya: ‘Apakah yang kamu katakan? Apakah yang kamu sembah?’ Maka bila dia menjawab: ‘Aku tidak tahu. Aku telah mendengar manusia mengatakan sesuatu, kemudian aku pun mengatakan sebagaimana yang mereka katakan. Mereka telah melakukan sesuatu, kemudian aku pun melakukan seperti yang mereka lakukan. ‘ Dikatakanlah kepada orang tersebut: ‘Benar, kamu telah hidup di atas keraguan dan di atasnya pula kamu meninggal dunia. Inilah tempatmu dari neraka. ‘ Dan bila orang yang di-tanya itu menjawab: ‘Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi dengan haq kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah.’ Maka dikatakanlah kepada orang tersebut: ‘Kamu telah hidup di atas keyakinan dan meninggal di atasnya. Maka inilah tempat dudukmu dari surga. ‘ [Imam Ahmad dalam al-Musnad (6/345-355)]
Imam Ahmad juga meriwayatkan, dari hadits Aisyah -Rodliallohu Anha- , beliau -Sholallahu Alaihi Wassalam- bersabda:
“Adapun fitnah (ujian di dalam) kubur, maka disebabkan aku, kalian akan diuji dan tentang aku, kalian akan ditanya. Apabila seorang yang shalih, maka dia didudukkan dalam kuburnya tanpa rasa gentar dan takut. Kemu¬dian dikatakan kepadanya: ‘Pada apa dulu kamu hidup?’ Dia menjawab: ‘Aku hidup dalam keadaan Islam. ‘ Kemudian ditanyakan kepadanya: ‘Siapakah laki-laki ini yang ada di tengah-tengah kalian?’ Dia menjawab: ‘Muhammad utusan Allah, dia datang kepada kami dengan membawa bukti-bukti dan petunjuk dari sisi Allah, lalu kami pun membenarkannya’. Lalu dibukakanlah untuknya satu lubang ke arah neraka, lalu dia melihat ke arahnya, sebagiannya melahap sebagian lainnya, lalu dikatakan kepadanya: ‘Lihatlah ke arah tempat yang Allah telah pelihara kamu darinya. ‘ Kemudian dibukankanlah untuknya sebuah lubang ke arah surga, lalu dia melihat kemegahannya dan segala sesuatu yang ada di dalamnya (berbagai macam kenikmatanj, kemudian dikatakan kepadanya: inilah tempat duduk-mu (kembalimu). Dulu (di dunia) kamu hidup di atas keyakinan (Islam) dan meninggal di atasnya, serta di atasnya pula kamu akan dibangkitkan atas kehendak Allah. ‘ Apabila orang yang buruk amal-nya, maka dia didudukkan dalam kuburnya dalam keadaan gentar dan ketakutan. Ditanyakan kepadanya: ‘Pada apa dulu kamu hidup?’ Orang itu menjawab: ‘Aku tidak tahu.’ Ditanyakan lagi kepadanya: ‘Siapakah laki-laki ini yang ada di tengah-tengah kalian?’ Dia menjawab: ‘Aku telah mendengar orang-orang mengatakan suatu perkataan, lalu aku pun mengatakan sebagaimana yang mereka katakan. ‘ Lalu dibukankanlah untuknya sebuah lubang ke arah surga, lalu dia melihat kemegahannya dan segala sesuatu yang ada di dalamnya (berbagai macam kenikmatan), lalu dikatakan kepadanya: ‘Lihatlah ke tempat yang telah Allah palingkan kamu darinya. ‘ Kemudian di-bukakanlah untuknya satu lubang ke arah neraka, lalu dia melihat ke arahnya, sebagiannya melahap sebagian lainnya, lalu dikatakan kepadanya: “Inilah tempat dudukmu (kembalimu). Dulu (di dunia) kamu hidup di atas keraguan (terhadap Islam), di atasnya kamu me-ninggal dunia dan di atasnya pula kamu akan dibangkitkan atas kehendak Allah, kemudian dia pun diadzab’.”
[Imam Ahmad , dalam Musnad (6/139-140 ]
Imam Ahmad juga meriwayatkan, dari hadits Abu Sa’id al-Khudri, dia menuturkan:
“Kami pernah menyaksikan prosesi (penguburan) jenazah bersama Rasulullah, lalu beliau -Sholallahu Alaihi Wassalam- bersabda: “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya umat ini akan diuji dalam kuburnya. Bila seorang insan dikuburkan dan para sahabatnya meninggalkannya, maka satu malaikat mendatangi-nya dengan membawa sebuah pemukul di tangannya, kemudian malaikat itu mendudukkannya dan bertanya: ‘Apakah yang kamu kata-kan tentang laki-laki ini?’ Bila mayit itu orang yang beriman, maka dia akan menjawab: ‘Aku bersaksi bahiua tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan haq selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya,’ Malaikat itu pun berkata: ‘Kamu telah berkata benar.’ Kemudian dibukakan-lah untuknya satu pintu menuju neraka seraya berkata (kepadanya): ‘inilah tempat tinggal-mu seandainya kamu kafir kepada Rabb-mu. Adapun jika kamu beriman kepada Rabb-mu, maka inilah tempat tinggalmu lalu dibukakan-lah untuknya sebuah pin¬tu menuju surga, kemudian dia ingin beranjak memasukinya, tapi malaikat berkata kepadanya: ‘Diam dan tenanglah dan dilapangkan-lah untuknya dalam kuburnya. Bila si mayit itu orang kafir atau orang munafik, malaikat berkata bertanya kepadanya: ‘Apakah yang kamu katakan tentang laki-laki ini?’ Maka mayit itu akan menjawab: ‘Aku tidak tahu, aku mendengar manusia mengatakan sesuatu (maka aku pun mengatakan seperti yang mereka katakan).” Malaikat pun berkata kepadanya: “Kamu tidak mengetahuinya, tidak membaca (petunjuknya) dan tidak mau menerima petunjuk.” Lalu dibukakan-lah untuknya sebuah pintu menuju surga, lalu dikatakan kepadanya: “Inilah tempat tinggal-mu jika kamu beriman kepada Rabbmu. Ada-pun jika kamu kafir terhadap Allah, maka Allah akan mengganti-nya untukmu dengan ini,” dan dibukakanlah untuknya sebuah pintu menuju neraka. Kemudian malaikat itu pun memukul-nya dengan satu kali pukulan dengan menggunakan pemukul, maka teriakannya terdengar oleh seluruh makhluk Allah selain jin dan manusia.’ Sebagian orang (yang hadir dalam prosesi tersebut-red) berkata: ‘Wahai Rasulullah, tak seorang pun yang di atasnya berdiri malaikat yang membawa pemukul di tangannya melainkan dia akan dipukul secara bertubi-tubi ketika itu ? .’ Lalu Nabi bersabda, ‘Alloh -Subhanahu Wa Ta’ala- berfirman:” Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu.’ (Ibrahim: 27).”
[ Imam Ahmad , dalam Musnad nya (3 / 3-4)]
Alloh -Subhanahu Wa Ta’ala- berfirman, yang artinya:
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh ( Qoulu Tsabit ) itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang dhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (Ibrahim: 27)
Rosululloh -Sholallahu Alaihi Wassalam- menjelaskan makna “ ucapan yang teguh (Qoulu Tsabit)” tersebut dalam hadits-hadits berikut ini:
Diriwayatkan dari Shahabat al-Barra’ bin ‘Azib -Rodliallohu Anhu- , dari Nabi -Sholallahu Alaihi Wassalam- , beliau bersabda:
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu.” (QS Ibrahim: 27), ayat ini turun mengenai siksa kubur.”
[ hadits Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 1369,4699, Muslim, no.2871,at-Tirmidzi, no. 3119, Abu Dawud, no.4750, an-Nasa’i, (6/101), Ibnu Majah, no. 4269 dan Ahmad dalam al-Musnad (4/291-293)]
Imam Muslim menambahkan, Rasulullah bersabda:
“Ditanyakan kepadanya; ‘Siapakah Rabbmu?’ Maka mayit itu menjawab: ‘Rabbku adalah Allah, Nabiku adalah Muhammad. “Maka itulah kandungan firman Allah: ‘Allah meneguhkan (keimanan )orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu.” (Ibrahim: 27 ).”
Dalam riwayat al-Bukhari, Rasulullah bersabda:
“Apabila seorang hamba Mukmin didudukkan dalam kuburnya, maka datanglah kepadanya (Malaikat), kemudian dia bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan haq selain Allah dan Muhammad adalah-Nya, maka itulah kandungan firman-Nya: ‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu. ‘(Ibrahim: 27).
Simak detail penjelasan tentang kematian dan seluk beluk hari akhir dalam buku ini yang merupakan buku terjemah dari kitab ; Athadzkirah fi Ahwal Al mauta wa Umuur Al Akhirah , karya Imam Al Qurthubi –rahimahulloh- , sebuah kitab ‘ induk’ yang membahas tentang kematian dan hari akhir.
Reviews
There are no reviews yet.